KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah tidak lupa kami panjatkan trhadap kehadirat Allah SWT, sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah Bahasa Indonesia ini. Dalam
proses pengumpulan data-data dan juga proses pembuatan makalah ini tidak lepas
dari kerja keras kelompok kami. Makalah yang kami buat adalah mengenai EYD
khususnya dalam penggunaan tanda baca, yang di masa kini kurang begitu
diperhatikan dan jarang dipergunakan dalam suatu kepentingan yang non formal.
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita tentang seberapa pentingnya penggunaan tanda baca yang benar
sesuai dengan EYD. Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
beberapa kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat buat
kita semua. Selamat membaca
Kuningan,…,……….,….
BAB I
PENDAHULUAN
Ejaan yang disempurnakan atau yang
lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi
dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih
tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib
digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi.
EYD mencakup penggunaan dalam
penggunaan macam-macam huruf,
huruf besar (kapital), huruf miring, tanda baca, penulisan kata dan unsur serapan.
Tanda baca adalah
simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca supaya
melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat
tertentu dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.
Macam-macam tanda
baca adalah :
1. Tanda titik ( . )
2. Tanda koma ( , )
3. Tanda titik koma ( ;
)
4. Tanda titik dua ( : )
5.
Tanda
Hubung ( - )
6. Tanda pisah ( ― )
7. Tanda tanya ( ? )
8. Tanda seru ( ! )
9. Tanda Kurung (
( ) )
10. Tanda Kurung Siku ( [ ] )
11. Tanda
Kurung Ganda ( «...» )
12. Tanda
Kurung Kurawal ( {...} )
13. Tanda
Kurung Lancip (<...>)
14. Tanda Elipsis ( . . . )
15. Tanda
petik (“ “)
16. Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)
17. Tanda garis miring ( / )
18. Tanda Garis Miring Terbalik (\)
19. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘
)
20. Tanda
Ulang (2/2)
BAB II
MACAM –MACAM TANDA BACA
Tanda
Titik (.)
1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh:
•
Saya suka makan nasi.
• Hana menanyakan
kapan ayahnya akan pulang.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara
ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik
dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
• R.W. Dodo
• R.W. Dodo
• George W. Bush
Tetapi apabila
nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
• Muhammad Nur Khalimuddin
• Muhammad Nur Khalimuddin
3. Tanda titik
dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang
sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya
dipakai satu tanda titik.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan
sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah
seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak
mempergunakan singkatan.
5.
Tanda titik dibelakang huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh:
a.
II.
Manajemen Pembelajaran
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Penilaian/Evaluasi
b. VI.
Departemen Dalam Negeri
A.
Direktoral
Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.
Direktoral
Jenderal Agraria
1. ...
Jika berupa
angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik
tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1 • 1.2.1
• 1.1 • 1.2.1
• 1.2
• 1.2.1.2
6. Tanda titik
dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh:
• Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
Contoh:
• Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan,
jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
• Dia lahir pada tahun 1988 di Sukabumi.
• Dia lahir pada tahun 1988 di Sukabumi.
• Nomor Giro 0313983 telah saya
kasih kepada Michael.
8. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
• 1.29.54 (1 jam, 29 menit, 54 detik)
• 1.29.54 (1 jam, 29 menit, 54 detik)
9. Tanda titik
tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku
kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah,
lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh
masyarakat.
Contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
Contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD :
(Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah
Menengah Atas)
• WHO : (World
Health Organization)
10. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka
di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru, dan tanda terbit.
Contoh:
• Purba, Michael.
2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.
11. Tanda
titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
Contoh:
• Cu (Kuprum) • ml (mililiter)
• Cu (Kuprum) • ml (mililiter)
• 52
cm
• Rp 350,00
12. Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
• Gempa yang
terjadi beberapa tahun lalu menewaskan 1.213 jiwa.
• Kota Yogyakarta
berpenduduk 34.268 jiwa.
13. Tanda titik tidak dipakai pada
akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan
sebagainya.
Contoh:
• Latar Belakang
Pembentukan
• Sistem Acara
14. Tanda
titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama
dan alamat penerima surat.
Contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth. Sdr. Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
Tanda
Koma ( , )
1.Tanda koma
dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
• Saya mencuci baju, celana, dan sepatu.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti,
tetapi, dan melainkan.
Contoh:
• Saya bergabung dengan Matapena, tetapi
tidak aktif.
3. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena ketiduran,
ia lupa akan tugasnya.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
• Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
6. Tanda koma
dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat.
Contoh:
• O, begitu.
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
7. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Contoh:
• Kata adik, "Saya sedih
sekali".
8. Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
• Medan, 18 Juni 1984
• Sdr. Khoirul Azzam, Jalan Condong Catur,
Sleman, Yogyakarta.
• Medan, Indonesia
9. Tanda koma
dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh:
• Lanin, Ivan. 1999. Cara Penggunaan
Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia
Indonesia.
10. Tanda
koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
• I. Gatot, Bahasa Indonesia
untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang
dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
• Faizun Amir, M.Pd.
12. Tanda koma dipakai di muka angka
persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
• 35,5 m
• 35,5 m
• Rp 10,50
13. Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
• Adik saya, Riry, lincah sekali.
14. Tanda koma dipakai untuk menghindari
salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
• Atas perhatian bapak, kami
mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan
sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
15. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
Contoh:
• "Di mana Alex tinggal?"
tanya shilvia.
• “Masuk!” perintah petugas keamanan.
Tanda Titik Koma ( ; )
1.Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
• Matahari makin meninggi; Rizka belum
bangun dari tidurnya juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Contoh:
• Ayah
membaca Koran di ruang tamu; ibu menyiapkan sarapan di dapur, Alvin menonton
tayangan berita televisi.
Tanda Titik Dua (:)
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai empat jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai empat jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
2. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Wildan Bakhtiar
Contoh:
Ketua : Wildan Bakhtiar
Wakil Ketua
: Linda Sari
Sekretaris
: Ali Dede
Wakil Sekretaris
:
Fadhilah putrid
Bendahara
: Elsa Dani
Wakil bendahara
: Istiqomah
2.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Novi : "Tega sekali kamu meninggalkanku sendiri di sini!"
Novi : "Tega sekali kamu meninggalkanku sendiri di sini!"
Fahad
: "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk
melakukan itu. Hanya saja aku tergesa-gesa pulang ke rumah”
Novi
: “O, apa yang terjadi di rumahmu?”
Fahad
: “Kucingku melahirkan.”
3.
Tanda titik dua dipakai (i) di antara
jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab
suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
4.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau
pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung ( - )
1.
Tanda hubung dipakai
untuk menyambung
suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
• Rahma mengalami banyak peru-
• Rahma mengalami banyak peru-
bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang
terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja
pada ujung baris.
Contoh:
• Menurut hakim masalah i-
• Menurut hakim masalah i-
tu akan segera diproses.
2. Tanda
hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau
akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
Contoh:
• Kini ada cara baru meng-
• Kini ada cara baru meng-
ukur panas akhiran
-i tidak dipenggal supaya jangan terdapat
satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
• Kita harus mengharga-
• Kita harus mengharga-
i pendapat orang lain.
2.
Tanda hubung dipakai
untuk menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
• anak-anak
• anak-anak
• bolak-balik
• melambai-lambai
3.
Tanda hubung dipakai
untuk menyambung huruf
kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
• p-e-n-y-a-n-y-i
• p-e-n-y-a-n-y-i
5. Tanda
hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan
dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri
perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan
.
6. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d)
singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
Contoh:
• se-Yogyakarta • ber-SMA
• se-Yogyakarta • ber-SMA
• hadiah
ke-3
• KTP-nya nomor 11111
• tahun
90-an
• bom-V2
• sinar-X
7. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contoh:
• di-charter
• di-charter
• pen-tackle-an
8. Tanda
hubung sebagai lambang
matematika untuk pengurangan (tanda kurang).
Contoh:
• 52 – 35 =17
Tanda Pisah (—)
1.
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
• STKIP Muhammadiyah —saya harapkan—akan menjadi Universitas terbesar.
• STKIP Muhammadiyah —saya harapkan—akan menjadi Universitas terbesar.
Contoh:
• Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
• Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2.
Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau
'sampai'.
Contoh:
• 1918—1961
• 1918—1961
• Cepu—Yogyakarta
• 15—24 Desember 1999
Tanda
Tanya ( ? )
1.
Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat
tanya.
Contoh:
• Kapan Siska pulang?
• Kapan Siska pulang?
• Bapak menjemput Nurul, bukan?
2.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda
kurang untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.
Tanda
Seru (!)
Tanda seru
dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
Tanda
Kurung ( (...) )
1. Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
2.
Tanda kurung
mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak
Bangka Belitung (suatu wilayah yang terdapat di pulau Sumatra)
3.
Tanda kurung
mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
4.
Tanda kurung
mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
•Manajemen pembelajaran menyangkut masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian
Contoh:
•Manajemen pembelajaran menyangkut masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian
Tanda
Kurung Siku ( [...] )
1.
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda yang menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
• Sang Sapurba men[d]engar bunyi
gemersik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
Tanda
Kurung Ganda ( ((...)) )
Biasa digunakan di bahasa pemrograman computer
Tanda
Kurung Kurawal ( {...} )
Disebut juga tanda kurung besar atau akolade
Tanda
Kurung Lancip (<...>)
Kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut. Biasa digunakan di bahasa komputer HTML.
v Untuk tanda kurung kurawal dan tanda
kurung sudut tidak diatur dalam EYD
Tanda Elipsis (....)
1.
Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat
yang terputus-putus.
Contoh:
• Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
• Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
2. Tanda Elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
• Faktor-faktor kemunduran … akan dievaluasi lebih lanjut.
Contoh:
• Faktor-faktor kemunduran … akan dievaluasi lebih lanjut.
Tanda
Petik ( "..." )
1.
Tanda petik digunakan untuk menyatakan
suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.
contoh:
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
2.
Tanda petik mengapit petikan langsung
yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnnya.
Contoh:
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia.”
3.
Tanda petik mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
• Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam buku Metodologi Studi Islam.
Contoh:
• Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam buku Metodologi Studi Islam.
• Puisi “Aku” ditulis oleh penyair
terkenal Khairil Anwar.
4.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
• Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.
Contoh:
• Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.
• Penelitian itu dilakukan dengan
teknik “coba dan ralat”.
5.
Tanda petik penutup mengikuti tanda
baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
• Kak Tino, “Saya pesan dua ”
• Kak Tino, “Saya pesan dua ”
6.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian
kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
• Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.
• Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.
• Bang Kholil sering disebut “jagoan”; dia sendiri tidak tahu
sebabnnya.
Tanda
Petik Tunggal ( '...' )
1. Tanda
petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun dalam petikan
lain.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
2. Tanda
petik tunggal digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau
penjelasan kata.
Contoh:
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
• feed-back
‘balikan’
Kalau dalam
linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda
Garis Miring ( / )
1.
Tanda garis miring digunakan sebagai
pengganti kata "atau", “tiap”. Biasanya untuk dua kata yang
bersinonim.
Contoh:
• mengangkat/menjinjing.
• mengangkat/menjinjing.
(dibaca: mengangkat atau menjinjing)
• Perjalanan Yogyakarta—Palembang
ditempuh lewat darat/udara.
(dibaca: Perjalanan
Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat atau udara)
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat.
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat.
(dibaca: Harga rambutan itu Rp3.500,00
tiap ikat)
Untuk dua hal yang hampir serupa
bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
• RT/RW (dibaca: RTRW)
Contoh:
• RT/RW (dibaca: RTRW)
• AC/DC (dibaca: ACDC)
2.
Tanda garis miring digunakan di dalam
nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua takwim.
Contoh:
• No. 53/PR/2009
• No. 53/PR/2009
• Jalan KH. Wahab Chasbulloh III/64
• tahun pelajaran 2009/2010
3. Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk
pembagian (tanda bagi).
Contoh:
• 72 / 8 = 9
Contoh:
• 72 / 8 = 9
Tanda
Garis Miring Terbalik ( \ )
Tanda garis miring terbalik
digunakan untuk mengganti karakter khusus menjadi karakter literal (yakni
"mengubah" karakter)
Tanda
Penyingkat (Apostrof) ( ' )
1.
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
• Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian. (‘kan = akan)
• Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian. (‘kan = akan)
• 24 April ’90. (’90 = 1990)
• Malam ‘lah larut. (‘lah = telah)
Tanda
Ulang (...2)
1.
Ditulis dengan menambahkan angka 2
atau 2 (pangkat 2) di akhir kata yang seharusnya
diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini
tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh.
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")
- tanda ulang singkatan hanya
digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh:
• anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama2
• anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama2
BAB III
PENUTUP
Tanda baca dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu kaedah bahasa yang
sangat penting. Tanda baca merupakan simbol dalam suatu bacaan untuk dapat
difahami dengan mudah oleh pembacanya. Tanpa tanda baca, kita akan sulit
memahami maksud yang terkandung dalam bacaan tersebut. Oleh karena itu, tanda
baca tersebut sangat perlu kita pelajari agar kita tahu maksud dari suatu
bacaan, dan mampu membuat tulisan dengan baik dan benar.
Tanda baca dalam bahasa Indonesia bermacam-macam, misalnya: tanda titik (.)
biasanya dipakai pada akhir kalimat yang bukan berupa pernyataan atau
seruan. Tanda Koma (,) biasanya digunakan sebagai pengganti kata “dan” serta
penjeda dalam suatu kalimat, Tanda Tanya (?) digunakan untuk kalimat
pertanyaan, Tanda Seru (!) digunakan untuk kalimat perintah, dan lain
sebagainya.
Dengan makalah ini kami berharap kita semua dapat menambah wawasan khususnya
tentang pentingnya penggunaan tanda baca dalam Bahasa Indonesia, yang tentunya
akan membantu kita memahami suatu bacaan dan mampu menghasilkan tulisan yang
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
· - Departemen
Pendidikan Nasional. 2002. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa.
No comments:
Post a Comment