SAJAK UNTUK NONA MANIS

Sunday, October 21, 2012

TASBIH KEHIUPAN BAG II

Ujang membayangkan gadis itu, dua puluh menit lagi ia akan datang di rumahnya ia akan bercampur dengan orang banyak, dengan perasaan lesu dan lamban. Barangkali pikirannya “aku cape benar ..wajahnya, celaka!”
            Dia baru pulang dari kehidupan beberapa bulan lalu dari dunia sana dan akau tidak tahu apakah mungkin mendapatkan dunianya kembali yang dahulu di kota kuda itu.tapi sahabat – sahabat yang mengesalkannya tapi baik pula, ilah tingkahan – tingkahan dan kelemahan – kelemahan orang biasa yang selalu mendukungku.
“dalam tiap – tiap jiwa manusia,ada orang yang kelihatannya tiada bedanya dengan orang lain,tapi ada membawa amanat – amanat yang mengherankan dan tidak di ketahui mereka sendiri yaitu cinta...”pikir ujang. orang desa di kampungku pada pukul delapan malam mengelilingi warung – warung kecil di desannya membicarakan benar dan tidak benar,”benar dan tiak benar itu tidak ada, bagi manusia itu adalah laksanan lilin yang harus di bentuk .”begitulah apa yang ada dalam pikiranku.
Sudah pukul sepuluh lewat, ujang pulang kerumah dengan langkah gontai
“jang..timana?”elaki separuh baya menyapa
“ti warung,Wa..”
            Malam itu ujang merasa lelah .berharap malam ini bermimpi bertemu dengan gadis itu, gadis si pemenang. tidak selang lama dari warung itu ujang sudah sampai di rumahnya, berbaringlah aku di tempat peraduan tempat terciptanya berjuta mimpi, merasa hari ini hatinya koyak.matanya mulai tertutup. Ternyata dewi – dewi mimpi telah mulai memainkan dawai – dawai biola untuk menidurkanku menjemput mimpi – mimpiku.

***
Ayam berkokok,mentari yang tersenyum ,riuh pikuk penduduk kampung ,pagi yang indah, pagi yang cerah kampung kecil yang damai.
“mah...ujang mangkatnya,asalamualaikum...”
“uhun jang ....hati – hati di jalan, walaikumusalam..”
“iya mah..”
Berangkatlah ujang seperti hari – hari biasanya ,jalan kembali berliku seperti ular yang sedang berjalan,bus pagi kali ini tetap padat oleh penumpang dan anak – anak sekolah.tiga puluh menit dari darma dan turun di terminal kadugede aku naik kampus menuju kampus.sesampai du kampus.
“astaga ...wanita itu lagi...senyumnya,celaka!”
Junungan...
Unggal dinten karaos pisan sonona
Beuki lami
Beuki dieu
Unggal usik
Unggal malik
Duh..
Geuning rindat salira nu katingali... *
Sahanya...
Saha etanya nu sok katingali rindatna
Saha nya...namina
Di taroskeun kakidul teuaya kungsi nu wawuh
Di jungjung ka kaler teu aya nu apaleun
Saha...nya naminateh...
            Aku mulai mencari tahu siapa wanita itu yang telah menbuat aku memasuki kembali dunia lain yang dulu, hari berganti hari,udara yang terang ,langit yang bersih angin yang baik, kuningan yang di balut senja kencana tiada ubahnya tetap seperti itu,dengan usaha dan jeri payahnya akhirnya ia mengenal nama wanita itu,cha – cha namanya.
Dia buat aku gila ,itu hari pertama aku di rawat di rumah sakit bagian jiwa,dan dia menarik seluruh perhatianku.ia mempunyai bentuk yang khas di hatiku  boleh dikata; seluruh perawakannya khas untukku, cara memandangnya, mulai bicara dan berhenti bicara semuanya meninggalkan kesan. entah apa lagi yang menarik perhatianku...
Itu yang ujang pandang saat dia bebicara dengan fredly sahabatku.
“waaah...cantiknya....,geus mulai erek pabeulit deui jeung cangcut euy...” kata ujang pada sahabatnya
Tapi hati ujang tudak apat memungkiri bahwa tatapannya bagai mata air yang jernih, wajahnya segar ketika berbicara membuat dirinya cantik lembut luar biasa ...
Itu yang ujang lihat setiap kali melihat cha – cha.
***
Kuharap hari ini lebih baik dari hari kemarin, walau einstein mengatakan: ”bahwa masa depan dan masa lalu itu hanya ilusi manusia semata”
Tetapi ujang percaya waktu itu bisa menjadi teman yang terbaik, jawaban terjujur di saat kita menjadi sakit dan terpuruk.
Jimi hendrik musisi legendaris berkata: “bahwa yang kita lakukan untuk diri sendiri akan di bawa mati tetapi apa yang kita lakukan untuk orang lain dan dunia akan tetap abadi.”
Dari waktu kelain waktu dalam perjalanan hidup mulailah aku dekat dengan caha(panggilan akrab di antara teman – teman sekampusnya)
Dinten salasa
Nya harita katresna mekarna ati
Teu walakaya ngalawan ati anu tos mekarmah
Antukna kuring ngendalkeun eusi ati
Tangga dapur sastra jadi saksi urang duaan
Pasosore ba’da magrib nu jadi saksi kageumpeuran hate kuring
Kota kuda kaasih jadi saksi kuring ngedalkeun eusi hate
Dina dinten salasa
Kuring namplokeun pikanyaah ka salira.

            Dengan keberanian dan kejujuranku tanpa menunggu lama aku mulai angkat bicara
“namamu yang menbuat aku gila apa yang aku rasakan tidak apat aku lihat, tapi ada rasa menekan, seperti perasaan yang dulu pernah aku rasakan.aku merasa takut, tapi terlambat dan tidak tahu entah bagaimana, dari mana datangnya kekuatan itu? tetapi aku tidak pernah memikirkan dari mana datangnya rasa ini.sebab tidak ada yang terlihat atang padaku, tidak ada badai dasyant yang mengancam.dunia lain yang dulu kini kembali menariku, tetapi sedikit berbeda dari yang dulu, semua yang kurasa kali ini lebih berwarna, jujur kau membuatku gila dan mem buatku di rawat di bagian jiwa. dan karna kegilaan itu aku jatuh cinta padamu...”kata ujang dengan nad polosnya.
Bibir yang mungil hanya menbisu, tapi entah apa yang dia rasakan dalam hatinya dan entah apa yang dia pikirkan dalam kepalanya. Setelah apa yang ujang rasa dari awal dia melihat sampai sekarang yang ujang rasakan disamapaikannya pada cha.
Setelah beberapa menit terlemparlah satu kata dari bibirnya yang mungil
“oh...!”
Aku meyakinkan lagi apa yang di rasakannya
“aku serius sama kamu..”
“tapi....aku masih trauma setelah apa yang cha alami kemarin, cha butuh sendiri dulu,a..”
“baiklah..aku akan selalu menunggu cha..”
“biarkanlah perasaan ini mengalir apa adanya,a..”
Suara – suara orang di kampus sudah tidak terdengar lagi, terdengarlah suara adzan yang terdengar merdu
“udah malam A,cha pulang dulu yah?”
“ya udah..ada yang nganterin ga?”
“bareng sama a fredly soalnya kami satu arah pulangnya..”
“ya sudah hati – hati di jalan yah,maaf a ga bisa nganterin...”
‘ga apa – apa a,makasih yah..”
Memang jalan menuju rumahnya satu arah sama fredly, kalo fredly kekadugede sedangkan cha ke cigadung,ah cigadung itu beberapa kilo meter dari kadugede.
Senyumannya, pandangannya, memulai berbicara dan menyudahi bicara benar – benar menbuatku gila.
Malam itu aku menginap di kampus bersama dua kawanku.
Malam yang dingin,kira – kira malam itu pukul sepuluh malam,temanku sudah bercumpu di singga sna mimpi bersama dewi – dewi mimpi,entah mengapa dawai – dawai biola yang di mainkan bidadari mimpi tidak membuat mataku terpejam.

*****

Pagi sudah mulai menguning dias – bias cahaya mantari sudah mulai merambat dari peraduannya menggali bayang – bayang cahaya pedesaan – pedesaan menjad bersinar dengan cahaya – cahaya yang tiada habisnnya .pagi itu pukul delapann pagi kampus sudah mulai gaduh dengan mahasiswa dan mahasiswinya.
“selamat pagi...”kata – kata itu terbang dari handphone jantan menuju hanedphone betina
“pagi juga...”
“ke kampus ga neng?”
“k kamp. V agak siangan mungkin jam sepuluhan coz cha harus beres – beres duulu di rumah”
“ok...cha jangan lupa maem..”
Handphone mulai sunyi kembali, bergegaslah aku pergi mandi karena sang bidadari pujaan hati akan datang menemuiku, meskipun sebenarnya caha ke kampus pukul sepuluh.
“jang ...tumben jam segini sudah mandi ?“tanya tarno
“ya dong sang pujaan hati kan mau datang ,....ha ha ha ha ha ,udin ...udin..jam segini sudah maen game?gila luh..”
Udin hanya husu maen game di komputer menghiraukan apa yang di katakan ujang.
“sarapan moal?...aku punya uang goceng nih “taya ujang kepada kedua temannya
“beli kupat sama gorengan saja atuh”Sahut udin yang tadi sedang maen game
Berangkatlah ujang ke kantin belakang kampus membeli kupat dn gorengan
“bi...beli kupat dan gorengan lima ribu...”
“silahkan masih pada hangat..”
“bi,minta saosnya yah?”
“silakan ,jang”
Kembalilah udin ke dapur sastra seperti biasa menaiki tangga – tangga yang etiap hari menyapanya ,hiruk pikuk di kampus semakin siang semakin ramai,suara – suara kemunafikan semakin memenuhi telinga – telinga ini, apa yang mereka bicarakan semuanya penuh kepalsuan,muka yang palsu, bulu mata yang palsu serta tubuh – tubuh yang munafik semakin memenuhi kampus ini. kecil besarnya mereka membicarakan benar dan tidak benar.
******
            Waktu tanpa terasa sudah pukul sepuluh,datanglah apa yang ujang nantikan,wanita yang selalu mengganggu tidurnya, wanita yang sering menghantui otaknya,tatapannya, cara memandangnya, mulai bicara semuanya meninggalkan kesan. Setiap hari dia semakin hari semakin indah dan unik entah esok dan seterusnya keindahan apa lagi yang akan terpancar dari keindahan jiwanya.
“a..sudah makan?” keluralah kata – kata yang merdu dari bibirnya yang mungil
“makan nasi belum tapi makan gorengan sama kupat udah.”
“jah....makan nasi dulu atuh”
“ga punya duit ...ha ha ha ha”
“ehhh...ada cha – cha “sahut udin
“iya”senyumnya yang has keluar dari bibirya yang terlihat merah dan manis seperti buah apel.
“sudah lama cha ?”
“baru ajah..”
“sok ah lajengkeun...takut ganggu”
            Sesekali dia nampak tak peduli pada diriku.dia sibuk sms atau bicara lewah handphonenya,sesekali kembali kekerumunan, menaggapi canda kami bertiga ia ikut tertawa renyah,kesan cuek dan tak peduli tetapi caranya tertawa sangat menarikku, lepas seakan tak ada beban.
            Sejak aku menjabat tangannya menyebut namanya dengan sungguh – sungguh,sementara dia hanyamenyebut namaku smbil berlalu dan langsung asik lagi dengan handphonenya,aku tak bisa melepaskannya dari pandanganku, dia sangat menawan
”cha...”ku sentuh bahunya, dia melirik menatapku, matanya indah.”boleh pinjam bukumu?”tanyaku dengan suara suara gemetar, keanehan yang kedua kenapa harus gerogi berhadapan dengan perempuan satu ini.
Padamulanya aku dan cha – cha betemu dengan ketidak sengajaan,mungkin tangan gaib yang mengatur kehidupan yang menbuat aku menyendiri dalam gelap dan bersenandung kasmaran, aku mabuk kepayang memahat langit dengan angan – angan,mengukir alam dengan bayang – bayang semua sel tubuhnya bergejolak menyayikan kedamaiyan dan keindahan.
            Wakt yang berjalan seperti tidak mengenal manusia atau mungkin memang waktu tidak mengenal manusia bisa jadi pura – pura tidak mengenalnya.waktu terus menyetubuhi pagi, siang, dan malam.
Tidak selang beberapa lama handphonenya berbunyi suara yang keluar dari beda mati itu mengajaknya untuk bermain ke jantung kota kuda ini, terpotonglah sudah kebahagiaan aku menatap wajah manisnya,mendengar merdu suaranya, dan mencium aroma harum tubuhnya itu.
“a maaf ga bisa lama – lama soalnyya tadi teman – teman ngajakin main”sahut cha si gadis pujaan ujang.
“ya udah cha pamit yah...”
Raja hari mulai bangkit membakar tubuh – tubuh manusia,menelan kesegaran pagi yang manusia rasakan
“jang..saya pulang dulu yah”kata udin sambil memeriksa tas dan merapikan rambutnya
“hari gini sudah mau pulang ?”jawab tarno
“Biasa anak sama istri sudah sms ,nyuruk pulang”
“sulit sih SUSIS mah(suami sieun istri) ha ha ha ha..kata ujang
“pulang yah “sambil menjabat tangannya
“ya sudah hati – hati ,din..”
“ada ongkos buat pulang gak?”tanya tarno
“ada...tenang...tenang saja lah..”dengan guyonan bataknya
Melangkahlah udin meninggalkan dua sahabatnya keluar menuruni tangga yang kemarin menjadi saksi bisu  tentang ungakapan hatiku pada wanita yang ku puja’bermacam – macam sifat manusia semakin siang semakin bermunculan, keegoisan sahabat,manjanya para gadis di kampus semakin berbaur dengan keanehan – keanehan alam yang selalu mengawasi mereka, yang bersembunyi di balik tirai – tirai jagad raya.

*******
Aku merindukanmu sebagai belahan hati, penggenap hidup, akau mencintaimu karena ku temukan cermin hidup di jiwamu,aku tidak kuasa menolak karena di pendengaranku terngiang ucapanmu, di penglihatanku terlihat wajahmu dan di perasaanku tersimpan hatimu.

Rabii
Jika cintaku kau ciptakan untuk dia
Tabahkan hatinya
Tabahkan imannya sucikan cintanya

Robii
Jika hatiku kau ciptakan untuk dia
Penuhi hatinya dengan kasih-Mu
Terangi langkahnya dengan nur-Mu
Bisikan kedamaiyan dan ke galauan
Temani dia dalam kesepian

Rabii
Kutitipkan cintaku pada-Mu untuknya
Resapkan rinduku pada rindunya
Mekarkan cintaku bersama cintanya
Satukan hidupku dan  hidupnya dalam cinta-Mu
Amiin.....
******
            Tubuh yang sedang,rambut yang keriting dan agak panjang dan pakaian yang biasa saja.cock denagn segala yang ada di sekelilingnya, sehingga orang – orang mudah mengenalainya bahwa iu adalah sosok ujang.
Waktu telah menindas hari – hari,membuat goresan – goresan cerita bagi mahluk hidup lainnya,empat bulan sudah berlalu, ujang yang hidup hanya untuk bergerak, seperti pemain sandiwara sekarang mendapatkan perasaa yang aneh;ujang seperti merasa berada di tenda – tenda musik mendengar lagu – lagu penghidupan baginya, waktu yang di lalui bersama cha,mataku semakin terbuka bagi banyak hal yang tidak ku ketahui.
“kesukaran itu membuat jendela bagi kehidupan.”
pikirku,menjelang jam lima sore agak lega juga dada ujang dan akupun seperti biasa seperti hari – hari yang telah kulalui aku berjalan pulang menuju desaku denagn kaki perlahan – lahan menaiki angkot, aku memandang keluar dari dalam angkot orang – orang di kota ini memainkan sandiwara – sandiwara permainannya yang sangat uni, teinsfirasi olehnya, bahwa orang – orang di kota kecil ini berkerumun mendengar lagu penghidupan, kelihatannya seolah – olah tenang Tpi tetap saja mereka mengenal susah dan senang pula;penyakit, percintaan dan barang kali mereka...oleh kesukaran hatinya.
Menjelang mentari tidur di negri kami sampailah ujang di kadugede, agak lega pula dadanya.dan akupun naik mobil lagi untuk pulang menuju rumahku,bintang – bintang yang tadi menyinari perjalanannya kini telah tertutup langit – langit palsu.waktu yang telah kutapaki, seperti malam – malam ini juga aku merasakan kesepaian, tetapi aku segera mengerti akan kekayaan yang terkandung dalam kesepianku.kesepian itu memnbisikan kepadanya rahasia yang manis.demikian pula bintang – bintang dari jendela mengintip dan membisikan – bisikan yang manis di dalam kesepiannya aku mendengar suara berkata padaku yang hanya aku sendiri yang mengerti.
“aku adalah kesepianmu yang gelap dan telanjang, kesepian yang hening dan dalam,kesepian yang kuat dan tinggi,anak dari hatimu.”aku bangun lalu aku mencari di antara keelapan – kegelapan malam,membawa hatiku dalam pikiran yang sulit atau kecintaanku dan akupun teringat dengan kesepian hati.
“mah ujang keluar dulu yah?”
  “Jangan lama – lama jang..”
“iya mah”
Malam ini aku pergi menyepi untuk bercerita pada kertas putih kesayanganku,kata hati dan otakku lemah.
“aku mengenal dia...dia yang kucintai, dia pula yang mengerti segala dukaku...saling bercubit pipi, bercanda namun kenapa kepergiannya...hanya senyum dan melambai saja...sungguh?aku tak mengerti semuanya .... kenapa ia tidak mengucapkan sesuatu ...tapi aku percaya... dia akan tetap tersenyum hingga kini...entah.. tetapi disini aku akan tetap mencintai dan menyayangi dia sorang dengan menunggu, ia hadir di hadapanku...”
“oleh karena itu engkau tidak bisa tidur?”Dan suara gaib itu datang ,entah datang darimana
“kalo seorang komponis mempunyai penyakit tidak bisa tidur ia menciptakan lagu – lagu yang indah,maka penyakitnya berguna”suara gaib itu terdengar lagi
Jarum jam kini menjalani ruang yang kosong, sedang sebenarnya banyak kejadian – kejadian yang mungkin terjadi pada jarum pendek dan jarum panjang itu.
Aku yang berjalan dalam kegelapan malam, dan kegelapan malam terlihat kosong olehku seperti panggu sandiwara tanpa pemain.”malam ini hilang percuma !” bintang – bintang yang bertaburan,sang rembulan,kencana indah telah hilang bagiku.
Sampailah aku di rumah. kuil yang telah di dirikan di rumahku dan para bidadari yang selalu menyucikannya kini telah hancur, malam indah yang hilang dan batang air yang mengalir perlahan membasahi jembatan mimpi.
******
Sampailah aku di batas pagi, dimana aku yang menjadi soal bukan kesukaran dan ketakutan, akan tetapi soal tindakan. Yang selalu bukan berhadapan dengan cha – cha,akan tetapi dengan teori kehidupan, perempuan itu berbicara atas nama suatu dunia yang mutlak dengan hak – hak dan kewajibannya sendiri, perempuan itu di pihak yang benar dan akupun di pihak yang benar tetapi aku tidak punya apa – apa untuk menuntut kebenarannya, di dalam hatiku kebenaran aku dapati, bahwa kebenaran tidak bisa di terangkan
“mencintai hanya mencintai saja....”pikirnya
Aku teringat suatu kalimat yang pernah ku baca “yang penting ialah memperbaiki perasaan itu ...
Sahabat adalah perhiasan yang paling indah dalam kehidupan..entah dari buku apa aku membacanya “apa yang kamu ari dalam dirimu, akan mati, kebahagiaan itu ialah ikatan,”
Sebentar lagi akau akan meninggalkan kembali ciondang dan meninggalkan cerita – cerita hari kemarin .aku yang akan kembali memulai lagi perjuangannya dan melepaskan satu lagi kesedihan hari kemarin, aku mendahului orang – orang yang lemah hati yang besok tentu akan mencelanya.
     Kemenanngan...kekalahan,,,, kata – kata itu tidak berarti, kehidupan terletak di belakang lambang itu dan kehidupan selalu menciptakan lambang – lambang baru.
Suatu kemenangan melemahkan hati, suatu kekalahan memberi tenega baru untuk hati .kekalahanku malam itu mungkin suatu pelajaran yang akan melaksanakan datangnya kemenangan yang sesungguhnya, yang penting ialah segalanya berjalan terus.
akulah pemenang yang menuju kemenangan yang berat.

No comments:

Post a Comment