Ujang
membayangkan gadis itu, dua puluh menit lagi ia akan datang di rumahnya ia akan
bercampur dengan orang banyak, dengan perasaan lesu dan lamban. Barangkali
pikirannya “aku cape benar ..wajahnya, celaka!”
Dia baru pulang dari kehidupan
beberapa bulan lalu dari dunia sana dan akau tidak tahu apakah mungkin
mendapatkan dunianya kembali yang dahulu di kota kuda itu.tapi sahabat –
sahabat yang mengesalkannya tapi baik pula, ilah tingkahan – tingkahan dan
kelemahan – kelemahan orang biasa yang selalu mendukungku.
“dalam
tiap – tiap jiwa manusia,ada orang yang kelihatannya tiada bedanya dengan orang
lain,tapi ada membawa amanat – amanat yang mengherankan dan tidak di ketahui
mereka sendiri yaitu cinta...”pikir ujang. orang desa di kampungku pada pukul
delapan malam mengelilingi warung – warung kecil di desannya membicarakan benar
dan tidak benar,”benar dan tiak benar itu tidak ada, bagi manusia itu adalah
laksanan lilin yang harus di bentuk .”begitulah apa yang ada dalam pikiranku.
Sudah
pukul sepuluh lewat, ujang pulang kerumah dengan langkah gontai
“jang..timana?”elaki
separuh baya menyapa
“ti
warung,Wa..”
Malam itu ujang merasa lelah
.berharap malam ini bermimpi bertemu dengan gadis itu, gadis si pemenang. tidak
selang lama dari warung itu ujang sudah sampai di rumahnya, berbaringlah aku di
tempat peraduan tempat terciptanya berjuta mimpi, merasa hari ini hatinya
koyak.matanya mulai tertutup. Ternyata dewi – dewi mimpi telah mulai memainkan
dawai – dawai biola untuk menidurkanku menjemput mimpi – mimpiku.
***
Ayam
berkokok,mentari yang tersenyum ,riuh pikuk penduduk kampung ,pagi yang indah,
pagi yang cerah kampung kecil yang damai.
“mah...ujang
mangkatnya,asalamualaikum...”
“uhun
jang ....hati – hati di jalan, walaikumusalam..”
“iya
mah..”
Berangkatlah
ujang seperti hari – hari biasanya ,jalan kembali berliku seperti ular yang
sedang berjalan,bus pagi kali ini tetap padat oleh penumpang dan anak – anak
sekolah.tiga puluh menit dari darma dan turun di terminal kadugede aku naik
kampus menuju kampus.sesampai du kampus.
“astaga
...wanita itu lagi...senyumnya,celaka!”
Junungan...
Unggal
dinten karaos pisan sonona
Beuki
lami
Beuki
dieu
Unggal
usik
Unggal
malik
Duh..
Geuning
rindat salira nu katingali... *
Sahanya...
Saha
etanya nu sok katingali rindatna
Saha
nya...namina
Di
taroskeun kakidul teuaya kungsi nu wawuh
Di
jungjung ka kaler teu aya nu apaleun
Saha...nya
naminateh...
Aku mulai mencari tahu siapa wanita
itu yang telah menbuat aku memasuki kembali dunia lain yang dulu, hari berganti
hari,udara yang terang ,langit yang bersih angin yang baik, kuningan yang di
balut senja kencana tiada ubahnya tetap seperti itu,dengan usaha dan jeri
payahnya akhirnya ia mengenal nama wanita itu,cha – cha namanya.
Dia
buat aku gila ,itu hari pertama aku di rawat di rumah sakit bagian jiwa,dan dia
menarik seluruh perhatianku.ia mempunyai bentuk yang khas di hatiku boleh dikata; seluruh perawakannya khas
untukku, cara memandangnya, mulai bicara dan berhenti bicara semuanya
meninggalkan kesan. entah apa lagi yang menarik perhatianku...
Itu
yang ujang pandang saat dia bebicara dengan fredly sahabatku.
“waaah...cantiknya....,geus
mulai erek pabeulit deui jeung cangcut euy...” kata ujang pada
sahabatnya
Tapi
hati ujang tudak apat memungkiri bahwa tatapannya bagai mata air yang jernih,
wajahnya segar ketika berbicara membuat dirinya cantik lembut luar biasa ...
Itu
yang ujang lihat setiap kali melihat cha – cha.
***
Kuharap
hari ini lebih baik dari hari kemarin, walau einstein mengatakan: ”bahwa masa
depan dan masa lalu itu hanya ilusi manusia semata”
Tetapi
ujang percaya waktu itu bisa menjadi teman yang terbaik, jawaban terjujur di
saat kita menjadi sakit dan terpuruk.
Jimi
hendrik musisi legendaris berkata: “bahwa yang kita lakukan untuk diri sendiri
akan di bawa mati tetapi apa yang kita lakukan untuk orang lain dan dunia akan
tetap abadi.”
Dari
waktu kelain waktu dalam perjalanan hidup mulailah aku dekat dengan
caha(panggilan akrab di antara teman – teman sekampusnya)
Dinten
salasa
Nya
harita katresna mekarna ati
Teu
walakaya ngalawan ati anu tos mekarmah
Antukna
kuring ngendalkeun eusi ati
Tangga
dapur sastra jadi saksi urang duaan
Pasosore
ba’da magrib nu jadi saksi kageumpeuran hate kuring
Kota
kuda kaasih jadi saksi kuring ngedalkeun eusi hate
Dina
dinten salasa
Kuring
namplokeun pikanyaah ka salira.
Dengan keberanian dan kejujuranku
tanpa menunggu lama aku mulai angkat bicara
“namamu
yang menbuat aku gila apa yang aku rasakan tidak apat aku lihat, tapi ada rasa
menekan, seperti perasaan yang dulu pernah aku rasakan.aku merasa takut, tapi
terlambat dan tidak tahu entah bagaimana, dari mana datangnya kekuatan itu? tetapi
aku tidak pernah memikirkan dari mana datangnya rasa ini.sebab tidak ada yang
terlihat atang padaku, tidak ada badai dasyant yang mengancam.dunia lain yang
dulu kini kembali menariku, tetapi sedikit berbeda dari yang dulu, semua yang
kurasa kali ini lebih berwarna, jujur kau membuatku gila dan mem buatku di
rawat di bagian jiwa. dan karna kegilaan itu aku jatuh cinta padamu...”kata
ujang dengan nad polosnya.
Bibir
yang mungil hanya menbisu, tapi entah apa yang dia rasakan dalam hatinya dan
entah apa yang dia pikirkan dalam kepalanya. Setelah apa yang ujang rasa dari
awal dia melihat sampai sekarang yang ujang rasakan disamapaikannya pada cha.
Setelah
beberapa menit terlemparlah satu kata dari bibirnya yang mungil
“oh...!”
Aku
meyakinkan lagi apa yang di rasakannya
“aku
serius sama kamu..”
“tapi....aku
masih trauma setelah apa yang cha alami kemarin, cha butuh sendiri dulu,a..”
“baiklah..aku
akan selalu menunggu cha..”
“biarkanlah
perasaan ini mengalir apa adanya,a..”
Suara
– suara orang di kampus sudah tidak terdengar lagi, terdengarlah suara adzan
yang terdengar merdu
“udah
malam A,cha pulang dulu yah?”
“ya
udah..ada yang nganterin ga?”
“bareng
sama a fredly soalnya kami satu arah pulangnya..”
“ya
sudah hati – hati di jalan yah,maaf a ga bisa nganterin...”
‘ga
apa – apa a,makasih yah..”
Memang
jalan menuju rumahnya satu arah sama fredly, kalo fredly kekadugede sedangkan
cha ke cigadung,ah cigadung itu beberapa kilo meter dari kadugede.
Senyumannya,
pandangannya, memulai berbicara dan menyudahi bicara benar – benar menbuatku
gila.
Malam
itu aku menginap di kampus bersama dua kawanku.
Malam
yang dingin,kira – kira malam itu pukul sepuluh malam,temanku sudah bercumpu di
singga sna mimpi bersama dewi – dewi mimpi,entah mengapa dawai – dawai biola
yang di mainkan bidadari mimpi tidak membuat mataku terpejam.
*****
Pagi
sudah mulai menguning dias – bias cahaya mantari sudah mulai merambat dari
peraduannya menggali bayang – bayang cahaya pedesaan – pedesaan menjad bersinar
dengan cahaya – cahaya yang tiada habisnnya .pagi itu pukul delapann pagi
kampus sudah mulai gaduh dengan mahasiswa dan mahasiswinya.
“selamat
pagi...”kata – kata itu terbang dari handphone jantan menuju hanedphone betina
“pagi
juga...”
“ke
kampus ga neng?”
“k
kamp. V agak siangan mungkin jam sepuluhan coz cha harus beres – beres duulu di
rumah”
“ok...cha
jangan lupa maem..”
Handphone
mulai sunyi kembali, bergegaslah aku pergi mandi karena sang bidadari pujaan
hati akan datang menemuiku, meskipun sebenarnya caha ke kampus pukul sepuluh.
“jang
...tumben jam segini sudah mandi ?“tanya tarno
“ya
dong sang pujaan hati kan mau datang ,....ha ha ha ha ha ,udin ...udin..jam
segini sudah maen game?gila luh..”
Udin
hanya husu maen game di komputer menghiraukan apa yang di katakan ujang.
“sarapan
moal?...aku punya uang goceng nih “taya ujang kepada kedua temannya
“beli
kupat sama gorengan saja atuh”Sahut udin yang tadi sedang maen game
Berangkatlah
ujang ke kantin belakang kampus membeli kupat dn gorengan
“bi...beli
kupat dan gorengan lima ribu...”
“silahkan
masih pada hangat..”
“bi,minta
saosnya yah?”
“silakan
,jang”
Kembalilah
udin ke dapur sastra seperti biasa menaiki tangga – tangga yang etiap hari menyapanya
,hiruk pikuk di kampus semakin siang semakin ramai,suara – suara kemunafikan
semakin memenuhi telinga – telinga ini, apa yang mereka bicarakan semuanya
penuh kepalsuan,muka yang palsu, bulu mata yang palsu serta tubuh – tubuh yang
munafik semakin memenuhi kampus ini. kecil besarnya mereka membicarakan benar
dan tidak benar.
******
Waktu tanpa terasa sudah pukul
sepuluh,datanglah apa yang ujang nantikan,wanita yang selalu mengganggu
tidurnya, wanita yang sering menghantui otaknya,tatapannya, cara memandangnya,
mulai bicara semuanya meninggalkan kesan. Setiap hari dia semakin hari semakin
indah dan unik entah esok dan seterusnya keindahan apa lagi yang akan terpancar
dari keindahan jiwanya.
“a..sudah
makan?” keluralah kata – kata yang merdu dari bibirnya yang mungil
“makan
nasi belum tapi makan gorengan sama kupat udah.”
“jah....makan
nasi dulu atuh”
“ga
punya duit ...ha ha ha ha”
“ehhh...ada
cha – cha “sahut udin
“iya”senyumnya
yang has keluar dari bibirya yang terlihat merah dan manis seperti buah apel.
“sudah
lama cha ?”
“baru
ajah..”
“sok
ah lajengkeun...takut ganggu”
Sesekali dia nampak tak peduli pada
diriku.dia sibuk sms atau bicara lewah handphonenya,sesekali kembali
kekerumunan, menaggapi canda kami bertiga ia ikut tertawa renyah,kesan cuek dan
tak peduli tetapi caranya tertawa sangat menarikku, lepas seakan tak ada beban.
Sejak aku menjabat tangannya
menyebut namanya dengan sungguh – sungguh,sementara dia hanyamenyebut namaku
smbil berlalu dan langsung asik lagi dengan handphonenya,aku tak bisa
melepaskannya dari pandanganku, dia sangat menawan
”cha...”ku
sentuh bahunya, dia melirik menatapku, matanya indah.”boleh pinjam
bukumu?”tanyaku dengan suara suara gemetar, keanehan yang kedua kenapa harus
gerogi berhadapan dengan perempuan satu ini.
Padamulanya
aku dan cha – cha betemu dengan ketidak sengajaan,mungkin tangan gaib yang
mengatur kehidupan yang menbuat aku menyendiri dalam gelap dan bersenandung
kasmaran, aku mabuk kepayang memahat langit dengan angan – angan,mengukir alam
dengan bayang – bayang semua sel tubuhnya bergejolak menyayikan kedamaiyan dan
keindahan.
Wakt yang berjalan seperti tidak
mengenal manusia atau mungkin memang waktu tidak mengenal manusia bisa jadi
pura – pura tidak mengenalnya.waktu terus menyetubuhi pagi, siang, dan malam.
Tidak
selang beberapa lama handphonenya berbunyi suara yang keluar dari beda mati itu
mengajaknya untuk bermain ke jantung kota kuda ini, terpotonglah sudah
kebahagiaan aku menatap wajah manisnya,mendengar merdu suaranya, dan mencium
aroma harum tubuhnya itu.
“a
maaf ga bisa lama – lama soalnyya tadi teman – teman ngajakin main”sahut cha si
gadis pujaan ujang.
“ya
udah cha pamit yah...”
Raja
hari mulai bangkit membakar tubuh – tubuh manusia,menelan kesegaran pagi yang
manusia rasakan
“jang..saya
pulang dulu yah”kata udin sambil memeriksa tas dan merapikan rambutnya
“hari
gini sudah mau pulang ?”jawab tarno
“Biasa
anak sama istri sudah sms ,nyuruk pulang”
“sulit
sih SUSIS mah(suami sieun istri) ha ha ha ha..kata ujang
“pulang
yah “sambil menjabat tangannya
“ya
sudah hati – hati ,din..”
“ada
ongkos buat pulang gak?”tanya tarno
“ada...tenang...tenang
saja lah..”dengan guyonan bataknya
Melangkahlah
udin meninggalkan dua sahabatnya keluar menuruni tangga yang kemarin menjadi
saksi bisu tentang ungakapan hatiku pada
wanita yang ku puja’bermacam – macam sifat manusia semakin siang semakin
bermunculan, keegoisan sahabat,manjanya para gadis di kampus semakin berbaur
dengan keanehan – keanehan alam yang selalu mengawasi mereka, yang bersembunyi
di balik tirai – tirai jagad raya.
*******
Aku
merindukanmu sebagai belahan hati, penggenap hidup, akau mencintaimu karena ku
temukan cermin hidup di jiwamu,aku tidak kuasa menolak karena di pendengaranku
terngiang ucapanmu, di penglihatanku terlihat wajahmu dan di perasaanku
tersimpan hatimu.
Rabii
Jika
cintaku kau ciptakan untuk dia
Tabahkan
hatinya
Tabahkan
imannya sucikan cintanya
Robii
Jika
hatiku kau ciptakan untuk dia
Penuhi
hatinya dengan kasih-Mu
Terangi
langkahnya dengan nur-Mu
Bisikan
kedamaiyan dan ke galauan
Temani
dia dalam kesepian
Rabii
Kutitipkan
cintaku pada-Mu untuknya
Resapkan
rinduku pada rindunya
Mekarkan
cintaku bersama cintanya
Satukan
hidupku dan hidupnya dalam cinta-Mu
Amiin.....
******
Tubuh yang sedang,rambut yang
keriting dan agak panjang dan pakaian yang biasa saja.cock denagn segala yang
ada di sekelilingnya, sehingga orang – orang mudah mengenalainya bahwa iu
adalah sosok ujang.
Waktu
telah menindas hari – hari,membuat goresan – goresan cerita bagi mahluk hidup
lainnya,empat bulan sudah berlalu, ujang yang hidup hanya untuk bergerak,
seperti pemain sandiwara sekarang mendapatkan perasaa yang aneh;ujang seperti
merasa berada di tenda – tenda musik mendengar lagu – lagu penghidupan baginya,
waktu yang di lalui bersama cha,mataku semakin terbuka bagi banyak hal yang
tidak ku ketahui.
“kesukaran
itu membuat jendela bagi kehidupan.”
pikirku,menjelang
jam lima sore agak lega juga dada ujang dan akupun seperti biasa seperti hari –
hari yang telah kulalui aku berjalan pulang menuju desaku denagn kaki perlahan
– lahan menaiki angkot, aku memandang keluar dari dalam angkot orang – orang di
kota ini memainkan sandiwara – sandiwara permainannya yang sangat uni,
teinsfirasi olehnya, bahwa orang – orang di kota kecil ini berkerumun mendengar
lagu penghidupan, kelihatannya seolah – olah tenang Tpi tetap saja mereka mengenal
susah dan senang pula;penyakit, percintaan dan barang kali mereka...oleh
kesukaran hatinya.
Menjelang
mentari tidur di negri kami sampailah ujang di kadugede, agak lega pula dadanya.dan
akupun naik mobil lagi untuk pulang menuju rumahku,bintang – bintang yang tadi
menyinari perjalanannya kini telah tertutup langit – langit palsu.waktu yang
telah kutapaki, seperti malam – malam ini juga aku merasakan kesepaian, tetapi
aku segera mengerti akan kekayaan yang terkandung dalam kesepianku.kesepian itu
memnbisikan kepadanya rahasia yang manis.demikian pula bintang – bintang dari
jendela mengintip dan membisikan – bisikan yang manis di dalam kesepiannya aku
mendengar suara berkata padaku yang hanya aku sendiri yang mengerti.
“aku
adalah kesepianmu yang gelap dan telanjang, kesepian yang hening dan
dalam,kesepian yang kuat dan tinggi,anak dari hatimu.”aku bangun lalu aku
mencari di antara keelapan – kegelapan malam,membawa hatiku dalam pikiran yang
sulit atau kecintaanku dan akupun teringat dengan kesepian hati.
“mah
ujang keluar dulu yah?”
“Jangan lama – lama jang..”
“iya
mah”
Malam
ini aku pergi menyepi untuk bercerita pada kertas putih kesayanganku,kata hati
dan otakku lemah.
“aku
mengenal dia...dia yang kucintai, dia pula yang mengerti segala dukaku...saling
bercubit pipi, bercanda namun kenapa kepergiannya...hanya senyum dan melambai
saja...sungguh?aku tak mengerti semuanya .... kenapa ia tidak mengucapkan
sesuatu ...tapi aku percaya... dia akan tetap tersenyum hingga kini...entah..
tetapi disini aku akan tetap mencintai dan menyayangi dia sorang dengan
menunggu, ia hadir di hadapanku...”
“oleh
karena itu engkau tidak bisa tidur?”Dan suara gaib itu datang ,entah datang
darimana
“kalo
seorang komponis mempunyai penyakit tidak bisa tidur ia menciptakan lagu – lagu
yang indah,maka penyakitnya berguna”suara gaib itu terdengar lagi
Jarum
jam kini menjalani ruang yang kosong, sedang sebenarnya banyak kejadian –
kejadian yang mungkin terjadi pada jarum pendek dan jarum panjang itu.
Aku
yang berjalan dalam kegelapan malam, dan kegelapan malam terlihat kosong olehku
seperti panggu sandiwara tanpa pemain.”malam ini hilang percuma !” bintang –
bintang yang bertaburan,sang rembulan,kencana indah telah hilang bagiku.
Sampailah
aku di rumah. kuil yang telah di dirikan di rumahku dan para bidadari yang
selalu menyucikannya kini telah hancur, malam indah yang hilang dan batang air
yang mengalir perlahan membasahi jembatan mimpi.
******
Sampailah
aku di batas pagi, dimana aku yang menjadi soal bukan kesukaran dan ketakutan, akan
tetapi soal tindakan. Yang selalu bukan berhadapan dengan cha – cha,akan tetapi
dengan teori kehidupan, perempuan itu berbicara atas nama suatu dunia yang
mutlak dengan hak – hak dan kewajibannya sendiri, perempuan itu di pihak yang
benar dan akupun di pihak yang benar tetapi aku tidak punya apa – apa untuk
menuntut kebenarannya, di dalam hatiku kebenaran aku dapati, bahwa kebenaran
tidak bisa di terangkan
“mencintai
hanya mencintai saja....”pikirnya
Aku
teringat suatu kalimat yang pernah ku baca “yang penting ialah memperbaiki
perasaan itu ...
Sahabat
adalah perhiasan yang paling indah dalam kehidupan..entah dari buku apa aku
membacanya “apa yang kamu ari dalam dirimu, akan mati, kebahagiaan itu ialah
ikatan,”
Sebentar
lagi akau akan meninggalkan kembali ciondang dan meninggalkan cerita – cerita
hari kemarin .aku yang akan kembali memulai lagi perjuangannya dan melepaskan satu
lagi kesedihan hari kemarin, aku mendahului orang – orang yang lemah hati yang
besok tentu akan mencelanya.
Kemenanngan...kekalahan,,,, kata – kata itu
tidak berarti, kehidupan terletak di belakang lambang itu dan kehidupan selalu
menciptakan lambang – lambang baru.
Suatu
kemenangan melemahkan hati, suatu kekalahan memberi tenega baru untuk hati
.kekalahanku malam itu mungkin suatu pelajaran yang akan melaksanakan datangnya
kemenangan yang sesungguhnya, yang penting ialah segalanya berjalan terus.
akulah
pemenang yang menuju kemenangan yang berat.
No comments:
Post a Comment