SAJAK UNTUK NONA MANIS

Friday, November 30, 2012

Pengertian Puisi

Pengertian Puisi: Puisi adalah bagian dari  karya sastra. Ia terbangun dari unsur makna yang tertuang dalam kata-kata. Selain itu, puisi merupakan jelmaan rasa penciptanya, ungkapan hati baik itu sedih, gembira, marah, benci, simpatik, dan lain sebagainya. Jika kita melihat lebih jauh, dalam masa perkembangannya kini, puisi memiliki banyak ragamnya, contoh puisi baru, puisi kontemporer, puisi tipografi, hingga puisi-puisi rupa.
Pengertian puisi sendiri menurut Rahmat Joko Pradopo ialah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama. Dalam pengertian puisi yang diungkapkan Pradopo di atas berarti puisi menjadi jembatan antara rasa yang dimiliki penulis dengan dunia luar melalui kata-kata.
Lebih sederhana lagi, pengertian puisi menurut Shelly ialah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita. Sedangkan pengertian puisi menurut Auden ialah bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-campur.
Berdasarkan pengertian puisi beberapa tokoh di atas dan ditambah dengan yang Samuel Taylor Coleridge kemukakan bahwa puisi itu adalah kata kata terindah dalam susunan yang indah, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa puisi adalah segala bentuk penuangan ide/gagasan yang didasari perasaan penulis puisi melalui kata-kata indah dengan susunan yang indah, yang tertuang secara bebas dan gamblang, berdasarkan pengalaman, penghayatan, cara pandang dan segala bentuk diluar unsur instrinsik puisi itu sendiri.
Di luar konsep pemikiran terikat tentang pengertian-pengertian tersebut, Puisi sebenarnya bisa diartikan sebebasnya, ternyata puisi kini sering kali digunakan sebagai kado hadiah. Puisi dengan kata-kata indah sering kali digunakan kaum remaja untuk merayu lawan jenisnya sehingga orang yang diberi puisi merasa tersanjung dan lebih diperhatikan.
Dalam puisi pun sering kali terdapat kata-kata mutiara, kata-kata bijak, bahkan kata-kata cinta yang sebenarnya terbentuk secara hampir tidak disengaja. Hampir tidak disengaja dikarenakan setiap penuangan ide seorang penulis, ia masuk dalam wilayah ego individualistis, di mana penulis atau penyair akan menulis, menulis, dan menulis tanpa melihat apa yang ia tulis, ia akan menuangkan segala bentuk perasaan dan pandangannya serta merta yang tentunya berdasarkan proses pengedapan yang dalam, lama, dan membumi, penuangan secara langsung tanpa berpikir apakah tulisannya akan menjadi bagus dan disukai oleh banyak orang atau tidak.
Terlepas puisi itu memiliki kata-kata mutiara, kata-kata bijak, atau pun kata-kata cinta, pada akhirnya kita akan kembalikan lagi puisi pada asalnya, yaitu puisi sebagai ungkapan jiwa atau perasaan. Karena penulisan puisi yang disengaja mencari-cari kata-kata mutiara, kata-kata bijak, dan kata-kata cinta dalam penulisannya justru sering kali luput dan lepas dari konsep kejujuran sebuah puisi. Ia akan menjadi sebuah puisi namun kehilangan keindahan dari puisi itu dan muncullah kesan memaksakan kata-kata yang menjadi kata-kata mutiara atau kata-kata bijak atau kata-kata cinta itu menjadi hambur dan sia-sia karena tidak memiliki makna yang mumpuni.
Puisi pada dasarnya adalah perwakilan dari perasaan penulis yang jujur dan tertuang dalam kata-kata yang penuh keindahan. Dan lagi-lagi ternyata keidahan itu tidak dapat dipaksakan, melainkan lahir dari hati.
Dan dari banyaknya pengertian puisi yang telah penulis sampaikan di atas, pada akhirnya keberterimaan itu akan dikembalikan pada setiap individu dalam memahami puisi. Bisa setuju dengan mereka, menyalin dan mengutipnya dalam benak kita, atau mungkin kita sendiri akan mendapati pengertian puisi lainnya yang menurut kita inilah puisi.

No comments:

Post a Comment